Sekolah Lesehan itu Menyenangkan

Bulan November ini, genap lima bulan sudah aku mengajar di sekolah TK. TK Waladun Sholeh namanya. Ya, baru lima bulan, sebuah pengalaman baru yang menyenangkan. Dari kecil, cita-citaku memang ingin menjadi guru, “tapi bukan guru TK” kilahku saat itu. Manusia berencana, Allah yang menentukan, siapa sangka pada akhirnya ku harus mengajar anak-anak TK. Dua putrikulah motivasi terbesar hingga aku mau menjadi guru TK.

Sekolah tempat ku mengajar duduknya lesehan, hanya ada meja-meja kecil untuk masing-masing anak, tidak ada bangku. Ternyata dengan cara lesehan ini punya kelebihan tersendiri. Yaitu kita menjadi dekat dengan anak. Anak-anak sering minta dipangku oleh guru, dipeluk anak dari belakang, kadang anak juga bersandar manja sambil mengalir cerita dari bibir mungilnya.

Saya pun teringat dengan masa-masa TK saya dahulu. Karena bukan lesehan, kesempatan untuk minta dipangku atau gelendotan dengan ibu guru tidak ada. Bahkan memeluk pun sulit, karena perbedaan tinggi. Saat itu, interaksi sentuhan hanya sebatas cium tangan pada guru.

Ketika sedang mengajar, saya kadang membayangkan bila saya dalam posisi sebagai anak. Pasti saya akan suka dengan ibu guru, karena ibu guru baik dan sayang, mau memangku, memeluk. Apalagi bila di rumah kebutuhan itu tidak terpenuhi.

Belajar dengan duduk lesehan sepertinya memang cocok dipakai untuk kegiatan belajar mengajar murid TK. Dapat lebih cepat membangun bonding antara guru dan murid.

Salam sayang buat anak-anakku:
Fatiy, Farel, Nara, dan Lyan

#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita

Comments