Air Oh Air

Satu bulan sudah air PDAM mengalir begitu sangat kecil dirumahku. Air dan baju kotor balapan, setiap hari hanya bisa cukup satu kali mencuci, air membilasnya ditampung lagi sampai besok. Akhirnya laundry terpaksa dipilih untuk sebagian cucian yang sudah menumpuk.

Untuk mandi pun, sebagian terpaksa membeli air isi ulang, air tampungan tak cukup untuk mandi dan keperluan istiharah empat orang sekaligus. Satu galon 6000 rupiah, sekali pesan bisa 2-3 galon sehari.

Akhirnya, pagi ini lapor ke kantor PDAM Bekasi, petugas langsung datang kerumah memeriksa siang harinya. Alhamdulillah sekarang air sudah normal kembali. Ternyata ada kerusakan di bagian saluran air. Ada yang harus diganti, 350.000 rupiah harganya, dibebankan pada konsumen. Saya ambil 400.000 rupiah, untuk sekalian ongkos petugasnya. Namun sayang, tidak ada nota resmi dari PDAM mengenai harga resmi alat yang dibeli tadi. Saya pun tidak memintanya.

Saat aku kecil, air PDAM dipakai sebagai sumber air minum dirumah. Tapi sekarang, lebih sering keruh, dan sepertinya memang sudah tidak layak dipakai memasak atau air minum. Hanya digunakan untuk cuci dan mandi.

PDAM Bekasi sudah harus mulai berbenah, karena dari dulu rasanya begitu-begitu saja belum ada inovasi yang berarti. Contoh sederhana pada layanan pembayaran yang terbatas, PDAM Bekasi belum masuk dalam daftar PPOB (Payment Point Online Bank), pembayaran tagihan hanya bisa di beberapa minimarket, Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank BJB Syariah, dan POS Indonesia.

Bagai dua sisi mata uang, airnya sangat dibutuhkan, tetapi kualitas dan pelayanan masih disayangkan.

Semoga PDAM Bekasi makin berkualitas, dan kita juga harus turut mendukung dengan menjaga kelestarian air. Memakai secukupnya serta mengurangi limbah yang dapat mencemari air.

-alhamdulillah hilang satu beban pikiran emak😂-

#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita



Comments