Memilih Ibu di Masa Jahiliyah
Dua minggu yang lalu, buku pesananku sudah mendarat cantik dirumah. Buku Biografi Istri dan Putri Nabi. Dan baru hari ini ku mulai membacanya.😁
Aku langsung tertarik pada pembukaan buku ini. Mengenai sifat wanita dan kedudukan seorang ibu dikawasan semenanjung Arab sebelum Rasululullah dilahirkan. Cerita yang banyak ku dapat saat kuliah, masa sebelum Rasul lahir adalah masa jahiliyah. Kejahiliyahan bangsa Arab terhadap wanita yaitu hanya menganggap wanita sebagai barang yang dinikmati seorang lelaki, bisa berganti-ganti sesukanya, juga anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup, dan fenomena hina lainnya.
Tapi yang disajikan dalam buku ini sedikit berbeda, ada beberapa tulisan dari para ahli sejarah yang menunjukkan adanya semangat bangsa Arab untuk menjaga kemuliaan nasab, kesucian keluarga, dan kejernihan asal-usul, meski mereka berada di era jahiliyah.
Sehingga tidak semua wanita saat itu tergolong hina, namun ada juga sekumpulan wanita mulia, dan pandai menjaga diri.
Berikut tulisan-tulisannya:
Orang bijak Arab, Aktsam bin Shaifi, berkata;
“Jangan sampai kecantikan wanita memperdaya kalian, hingga mengabaikan kejelasan nasab, karena wanita-wanita mulia itu adalah tangga menuju kemuliaan.”
Penyair Arab berkata;
Buruknya air disebabkan karena buruknya tanah
Dan buruknya suatu kamu disebabkan karena buruknya wanita-wanita mereka
Abu Amr bin Al-Alla’, seorang perawi yang jujur, hujjah, salah satu dari tujuh qari’ yang imam, menukil dari seseorang diantara mereka; ia berkata, “Aku tidak akan menikahi seorang wanita sebelum aku melihat anakku darinya.”
Dikatakan kepadanya, “Bagaimana bisa seperti itu?”
Ia menjawab, “Aku terlebih dahulu melihat ayah dan ibu wanita tersebut, karena ia pasti menurunkan sifat salah satu dari keduanya kepada anak-anaknya.”
Seseorang berkata kepada anak-anaknya, “Aku telah memperlakukan kalian dengan baik saat kalian masih kecil maupun setelah kalian dewasa, dan juga sebelum kalian dilahirkan.”
Anak-anaknya bertanya, “Bagaimana ayah memperlakukan kami dengan baik sebelum kami lahir?”
Ia menjawab, “Aku memilihkan ibu untuk kalian yang tidak membuat kalian dicela karenanya.”
Senada dengan kata-kata yang disampaikan Ar-Riyasyi kepada anak-anaknya;
Kebaikan pertama yang kulakukan kepada kalian adalah memilih seorang ibu keturunan mulia yang tampak jelas sifat menjaga dirinya
----Maka memilih istri dan calon ibu adalah kemestian, dan memang sudah fitrahnya seorang lelaki. Walau ia seorang yang jahiliyah sekalipun.
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita
Comments
Post a Comment