#5 Menjawab Ala Rasulullah
"ayo ka kita beresin dulu supaya umi seneng" kata adik kala mereka ingin mengganti mainan masak-masakan dengan main dokter-dokteran.
"wah dede so sweet banget..." langsung saya hampiri kemudian berkata lagi "supaya Allah sayang dede ya, kan kalo umi sayang dede, dede juga disayang Allah"
Manggut-manggut saja si kecil.
Sepertinya pertanyaan Lyan kemarin tentang shalat membekas di benaknya. Karena ia suka disayang, jawaban saya tentang kenapa harus shalat pas sekali dengan kondisi hati dia.
Saya jadi ingat tentang metode menjawab pertanyaan yang dipakai Rasulullah. Jawaban Rasulullah pada saat sahabat bertanya terkadang berbeda-beda, padahal pertanyaannya sama. Seperti pada ulasan berikut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Amalan apakah yang paling utama?”. Beliau menjawab, “sabar dan dermawan.” dikatakan bahwa, “Amalan apakah yang paling sempurna?” Beliau menjawab, “sebaik-baiknya akhlak.”
Banyaknya jawaban yang berbeda terhadap amalan-amalan dari bentuk pertanyaan yang sama “amalan apa yang paling utama”? tidaklah mengurangi derajat Rasulullah sebagai sang pemberi pencerah atas jawaban umat islam. Justru Rasulullah memberikan jawaban atas dasar hati nurani dari para sahabat yang bertanya. Rasulullah tidak sembarangan menjawab atas pertanyaan sahabat. Rasulullah mempunyai bashiroh (mata batin) untuk mengetahui psikologis sahabat, sehingga beliau menjawab pertanyaan kepada umat sesuai dengan keadaan porsinya, keadaan kemampuan dirinya, juga melihat situasi kondisi yang sekiranya sahabat mampu untuk melakukannya.
Dari sini makna psikologis yang telah diterapkan oleh Rasulullah terhadap para sahabat dapat kita terapkan kepada diri kita, keluarga, teman, dan orang lain. Agar senantiasa mendapatkan pencerahan, hidayah, dan tidak terlalu memberatkan.
Satu contoh bagi anak kecil yang paling utama ia lakukan adalah mengetahui siapa Tuhannya, siapa Nabinya, setelah itu baru belajar sholat. Ketika menginjak dewasa yang paling utama ia lakukan adalah meningkatkan belajarnya agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Dan pada saatnya sudah tua nanti yang paling utama adalah ibadah secara sungguh-sungguh sebab secara adat kebiasan usia tua adalah usia mendekati kematian.
Satu contoh bagi anak kecil yang paling utama ia lakukan adalah mengetahui siapa Tuhannya, siapa Nabinya, setelah itu baru belajar sholat. Ketika menginjak dewasa yang paling utama ia lakukan adalah meningkatkan belajarnya agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Dan pada saatnya sudah tua nanti yang paling utama adalah ibadah secara sungguh-sungguh sebab secara adat kebiasan usia tua adalah usia mendekati kematian.
https://chantryintelex.blogspot.com/2014/07/metode-rasulullah-dalam-menjawab.html?m=1
Lifa dan Lyan, belum berumur 7 tahun, ketika mereka saya minta shalat tidak mau, saya tidak memaksa, karena belum jatuh usia yang wajib dibebani syariah. Walau begitu tetap saja ada hati cemas melintas. Khawatir mereka nanti sulit bila diminta shalat. Namun saya berusaha tetap rileks dan optimis. Terus mengenalkan siapa Tuhan mereka, Nabi mereka, menumbuhkan rasa cinta pada agamanya.
#hari5
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Comments
Post a Comment