#10 Tanggung Jawab, Kemampuan Sosial, Daya Tahan Mental


Memupuk AQ climber menurut saya tidaklah mudah, karena saya pun bukan termasuk orang yang AQ climber, karena dibesarkan dengan kenyamanan sehingga suka berada di zona nyaman. 

Ketika punya anak, saya tidak ingin anak-anak seperti saya. Saya ingin anak-anak menjadi sosok yang tangguh, berani mencoba hal baru.

Sehingga di usia balita ini saya sudah mencoba mengasah tanggung jawabnya, membuat aturan-aturan sederhana. Ternyata pada materi bunda sayang, pola asuh ini ada sebutannya yaitu pola bola karet.

Kuncinya memberi kesempatan mereka untuk mandiri dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini perlu diasah, namun jangan terlalu keras. Misal Lyan ingin buka baju sendiri saya persilahkan, tetapi bila ia kesulitan dan minta bantuan saya bantu, tidak memaksa harus bisa.

Ketika kakak Lifa sudah selesai mainan tetapi belum dibereskan, saya mengingatkan 
"hayo kakak mau umi yang beresin?"
"nggaaa umi" langsung jawab, karena ia tahu kalau umi yang beresin konsekuensinya tidak bisa main selama 3 hari.

Namun dilain waktu, bila mereka tidak sempat bereskan lalu ketiduran, saya pun membereskannya saat mereka tidur, karena rasa kasih sayang. Nanti saat bangun saya akan "brainstorming" kenapq tadi mainan saya bereskan. Bila kita terlalu keras "apapun yang terjadi mereka harus bereskan sendiri", khawatir mereka akan mempunyai imaji negatif, rasa kasih sayang nya tidak terasah.

"Umi maaf ya Lyan numpahin air" katanya
"Iya ga papa sayang, dilap aja ya tumpahannya" kata saya
Dia pun mengelap, saya akan membantu kalau lap nya kurang bersih, yang penting mereka melakukan dulu tanggung jawabnya semampu mereka.

Mengasah kemampuan sosial erat hubungannya dengan daya tahan mental. Anak-anak saya biarkan bermain dengan teman-temannya, tetapi dirumah, supaya saya juga bisa mengontrol mereka. Memberi masukan, juga menegakkan keadilan kala mereka chaos😃. 

Sering mengajak mereka bertemu orang-orang dewasa juga saya terapkan. Misal ikut saya mengaji atau rapat acara. Ini bagus untuk melatih daya tahan mental.  Pun saat diperjalanan banyak hal yang bisa kita asah.

Misal saja masalah mabuk perjalanan. Karena ada keturunan mabuk perjalanan. Anak-anak pun begitu. Namun kakak sekarang alhamdulillah sudah tidak mabuk, waktu itu hanya sekali muntah. Kakak sudah bisa mengontrol rasa mabuknya. Adik pun begitu, "umi, dede ga muntah kan" katanya
"alhamdulillah dede keren, udah tau cara supaya ga muntah ya"

Ini kemajuan yang luar biasa dibanding saya dulu yang masih muntah sampai SMP.

Saya bilang "ga papa muntah asalkan bilang, biar umi pakein plastik, biar bajunya ga kotor"

Lain waktu saya bilang "boboan aja biar ga muntah ya, nanti kalau berasa eneg langsung bilang ga papa, ga ush malu"

Alhamdulillah mereka malah sekarang yang berusaha ga muntah dimobil, kalau berasa eneg juga mereka langsung tiduran.

#hari10
#gamelevel3
#tantangan10hari
#myfamilymyteam
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Comments