Posts

Showing posts from June, 2019

#10 Tanggung Jawab, Kemampuan Sosial, Daya Tahan Mental

Image
Memupuk AQ climber menurut saya tidaklah mudah, karena saya pun bukan termasuk orang yang AQ climber, karena dibesarkan dengan kenyamanan sehingga suka berada di zona nyaman.  Ketika punya anak, saya tidak ingin anak-anak seperti saya. Saya ingin anak-anak menjadi sosok yang tangguh, berani mencoba hal baru. Sehingga di usia balita ini saya sudah mencoba mengasah tanggung jawabnya, membuat aturan-aturan sederhana. Ternyata pada materi bunda sayang, pola asuh ini ada sebutannya yaitu pola bola karet. Kuncinya memberi kesempatan mereka untuk mandiri dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini perlu diasah, namun jangan terlalu keras. Misal Lyan ingin buka baju sendiri saya persilahkan, tetapi bila ia kesulitan dan minta bantuan saya bantu, tidak memaksa harus bisa. Ketika kakak Lifa sudah selesai mainan tetapi belum dibereskan, saya mengingatkan  "hayo kakak mau umi yang beresin?" "nggaaa umi" langsung jawab, karena ia tahu kalau umi ya

#9 Kepercayaan dan Kecerdasan Menghadapi Tantangan

Image
Sungguh indah bila anak-anak selalu menuruti apa yang kita minta😃. Terutama anak balita, disuruh mandi, oke, disuruh makan oke, ga dibeliin apa yg diinginkan oke. Itu terjadi hanya di negeri dongeng😄. Pemahaman "tidak semua permintaan dikabulkan", sudah saya terapkan sedini mungkin. Saya akan kemukakan alasannya, dan alasannya tidak perlu mengarang, katakan apa adanya, dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Membangun kepercayaan pada anak tidak instan, perlu proses juga😊, dari sedini mungkin. Seperti pagi ini saat mereka ikut ke pasar. Kita mampir ke gerobak mainan.  "Mau yang ini umi..." "Kalau itu uangnya ga cukup ka, nanti aja ya, belinya yang ini boleh ni" Atau bila ingin ikut saya pergi, lalu tidak diizinkan, saya akan membelikan hadiah. "Kali ini belum bisa ikut umi sayang, kalau bisa juga kan biasanya umi ajak... nanti pulangnya umi bawain oleh-oleh ya" "mau es krim ya, sama chiki" "okee"

#8 E M P A T I dan Kecerdasan Emosi Anak

Image
"kakak sedih ya" "Lyan seneng ga kalau di ajak jalan-jalan?" "Lyan takut...takut digigit?" "ga papa kok kucing baik, sini ni coba pegang umi temenin" "Umi tau kakak pingin es krim, es krim memang enak banget kak, tapi kan kakak blm makan, nanti ya makan dulu, kan warung es krimnya juga masih buka..." Empati , itu yang saya lakukan berulang-ulang bersama anak untuk melatih mengenal emosinya. Pada usia balita, anak-anak memang belum mahir mengenal emosinya, atau mengutarakan perasaannya. Menangis, tantrum atau berulah bisa menjadi pelampiasannya. Bukan berarti  karena ia anak yang nakal. Kita orang tua harus peka melihat tanda- tanda ekspresinya. Lalu definisikan pada anak. Biasanya ibu lah yang peka, karena ia yang sering bersama-sama anak. Selain itu ibu memang dikaruniai rasa kasih sayang yang lebih. Ibulah yang paling pas untuk melatih kecerdasan emosi anak-anaknya sejak kecil. Manfaat berempati pada anak: 1. Anak meras

#7 Tantangan Keberanian

Image
Hari ini ikutan abi rapat di Mall, kita main, abi rapat. Kebetulan Mall nya ada di depan komplek rumah, hanya sekitar 100 meter dari rumah. Di Mall yaa, adanya funworld. Tapi funworld di sini, ada mini dufan gitu. Permainan yang memacu adrenalin seperti itulah, tapi levelnya tidak tinggi😄. Bisa untuk melatih kecerdasan emosi anak-anak. Melatih keberanian dan mengenali rasa takut. Saya tantang lah mereka. Karena sebelumnya mereka minta naik kap-kapalan muter gitu. "Yah ini kan udah pernah... Bolehnya yang belum pernah aja, hayuk yang ini ya" Bujuk saya. Kakak yang paling tegang, takut katanya. Kalau adik terlihat mau, tapi ragu. Lalu adik mantap bilang, mauuu, kakak pun akhirnya juga ikutan mau walau di wajahnya jelas ragu. Saya pun malah yang deg-degan, khawatir berubah pikiran. Langsung saya semangati dan puji. " Yeeay keren banget Lifa Lyan berani, hebaat, ini kan pendek juga ka, ya kan, yuk" Setelah naik ini, saya dan suami lalu meng

#6 Allah dulu, Allah lagi, Allah terus

Menghubungkan setiap peristiwa dengan Allah. Sekiranya itu salah satu kunci melatih kecerdasan spiritual cara kami. "Umi, makasi ya udah ngajak dede jalan-jalan naik kereta bawah tanah" kata Lyan sambil berbinar "Alhamdulillah, kita di beri sehat dan rezeki sama Allah sayang, jadi kakinya kuat untuk jalan-jalan, trus punya uang untuk beli tiket dan jajan" sambung saya. "Alhamdulillah kita bisa jalan-jalan..." lanjut Lyan dengan suara imutnya. Hari ini kita berencana coba kereta baru di Jakarta, yaitu MRT. Kereta bawah tanah saya bilang juga, supaya mereka bisa membayangkan perbedaan dengan CL (Commuter Line) yang biasa kita naiki. Dari Bekasi naik bis AC05 ke arah Blok M, turun di Senayan, lalu bisa langsung ke stasiun MRT.  Banyak yang bisa kita latih kecerdasan spiritualnya saat kita melakukan perjalanan bersama anak. Sentiasa memulai dengan basmalah, mengakhiri dengan hamdalah, fiqih shalat, adab bepergian, tafakur alam. 

#5 Menjawab Ala Rasulullah

"ayo ka kita beresin dulu supaya umi seneng" kata adik kala mereka ingin mengganti mainan masak-masakan dengan main dokter-dokteran. "wah dede so sweet banget..." langsung saya hampiri kemudian berkata lagi "supaya Allah sayang dede ya, kan kalo umi sayang dede, dede juga disayang Allah" Manggut-manggut saja si kecil. Sepertinya pertanyaan Lyan kemarin tentang shalat membekas di benaknya. Karena ia suka disayang, jawaban saya tentang kenapa harus shalat pas sekali dengan kondisi hati dia. Saya jadi ingat tentang metode menjawab pertanyaan yang dipakai Rasulullah. Jawaban Rasulullah pada saat sahabat bertanya terkadang berbeda-beda, padahal pertanyaannya sama. Seperti pada ulasan berikut. Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah ditanya, “Amalan apakah yang paling utama?”. Beliau menjawab, “sabar dan dermawan.” dikatakan bahwa, “Amalan apakah yang paling sempurna?” Beliau menjawab, “sebaik-baiknya akhlak.” Banyaknya jawaban y

#4 Membangun Fitrah Keimanan Usia 3-6 Tahun

Image
"Umi, kenapa si kita harus shalat?" pertanyaan si bungsu melayang saat saya izin mau shalat. "Emm karena umi ingin di sayang Allah, shalat itu kan perintah Allah, kalo Allah sayang kita, Allah kasih apa yang kita mau, kayak umi, umi sayang sama dede karena dede baik, suka bantu umi, suka nurut sama umi, jadi dede umi beliin susu, beliin mainan, karena umi sayang" Katanya, bila anak bertanya, disitulah anak sedang terbuka pikirannya, saat yang tepat kita memberi "aha", juga memasukkan nilai-nilai, nilai spiritual misalnya. "Allah yang punya semuanya mi?" si bungsu memang yang sering kritis bertanya. "Iya Allah yang menciptakan matahari, bulan, manusia, semuanya" jawab saya. "Allah kalo makan pakai tangan kanan mi?" tanya si bungsu. Saat saya mengingatkan adek saat makan. "Allah lain sama kita dek, Allah ga perlu makan, tapi Allah suka sama anak yang makannya pakai tangan kanan, kalau pakai tangan kiri makannya ba

#3 Ingin Terus Belajar itu yang Penting

Image
Hari ke tiga ini, saya masih ingin mengamati dan mengasah kecerdasan intelektual anak-anak. Salah satunya adalah memiliki imaji positif tentang proses belajar. Dulu, zaman saya sekolah, melakukan aktivitas belajar adalah hal yang kurang menyenangkan, bel istirahat dan bel pulang adalah saat yang paling ditunggu-tunggu. Tidak ada PR dan saat liburan adalah sesuatu kemewahan tiada tara. Dulu saya mengenal , bahwa proses belajar hanya terjadi di sekolah. Hanya yang berhubungan dengan sekolah. Padahal belajar bisa kapan saja, di mana saja, pada siapa saja. Anak-anak lagi suka mewarnai, menggambar. Saya berusaha memberi imaji positif tentang belajar pada anak-anak. Dulu saat kakak usia 4 tahunan, mewarnainya masih berantakan, saya bilang "ga papa kak, nanti juga lama-lama bagus, terus mewarnai". Begitupun menggambar, saya mengatakan hal yang sama, awal-awal gambarnya hanya bisa bunga, kurang rapih, saya bilang, "nanti juga lama-lama bagus, latihan terus aja kak, nanti umi

#2 Ke Pasar dan Bahasa Ibu

Image
Hari ini saya ingin mengajak anak-anak ikut kepasar untuk mengasah kecerdasannya. Sebenarnya banyak hal yang bisa kita asah saat berpergian bersama anak. Bisa dapat sekaligus, misal bahasa (komunikasi), melatih emosi ketika nanti meminta sesuatu, bagaimana proses jual beli (matematika) , melihat berbagai keadaan orang lain (kecerdasan interpersonal), melihat berbagai macam sayur, ikan (mengenal alam), dsb. Namun hari ini saya ingin mengamati dan mengasah kecerdasan bahasa, yaitu bahasa ibu. Apakah anak-anak sudah bisa memahami bahasa ibunya, apa yang diinginkan ibunya, apa yang dimaksud ibunya. Ternyata anak-anak bangun sudah cukup siang, sehingga kepasar dalam kondisi belum mandi dan belum sarapan😄. Karena khawatir kesiangan kepasarnya. Setelah cuci muka dan minum air putih dan madu, kita berangkat bertiga dengan berjalan kaki. Di tengah jalan mampir dulu ke warung untuk membeli susu kotak. Di sini sudah langsung ada tantangan dari kakak yang meminta es krim dan wafer😅. Tent

#1 Ba'da Libur Lebaran - Melatih dan Meningkatkan Kecerdasan (Materi Baruuuu)-

Image
Kenapa kita harus cerdas? Supaya tercapai hidup yang sukses dan bahagia...apa itu sukses? Apa itu bahagia, penjelasannya ada di materi kuliah bunsay 3 ini. Masuk game tantangan kali ini bertema melatih kecerdasan. Ada empat macam-macam kecerdasan. Yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan  menghadapi tantangan. Saya memilih kakak sebagai teman bermain saya kali ini. Pas sekali hari ini paket meja tv datang. Meja tv-nya perlu dirakit terlebih dahulu. Saya meminta kakak untuk merakit bersama. Dia antusias sekali, mulai dari membuka paket, dengan ambil gunting sendiri. Mengeluarkan satu-satu bagian, dan melihat petunjuk cara merakitnya dikertas. Walau belum bisa membaca, kakak bisa melihat pada gambar. Dia tahu pasangan bagian-bagiannya. Dari project memasang meja rak tv ini, terlihat logika dasar dan nalar terasah, rasa ingin tahunya juga bisa terlihat. Taraaa, jadi juga, setelah jadi kakak terlihat bahagia, dan memberi tahu abi