~ Berbagi Cerita Berbagi Hikmah ~

Setiap anak berbeda gaya belajarnya. Tetapi kadang sama juga, sebenarnya belum bisa memutuskan dari sejak dini kepastuan gaya belajarnya. Masih terus berproses sampai mereka bisa belajar dengan sendirinya. Sehingga mereka bisa menemukan sendiri gaya belajar mereka. Membuat mereka suka belajar adalah hal yang menantang. Seharusnya dengan kita bisa mengetahui gaya belajar mereka, kita akan lebih mudah melalui proses itu. Namun saat ini membuat mereka senang mencoba hal baru sudah cukup menyenangkan buat saya. Trus mendukung apa yang sedang mereka sukai, dan saya mencoba menggali sesuatu yang baru dari hal tersebut. Membuat tantangan baru untuk mereka. Seperti kakak yang akhirnya berani mencoba lagi sepeda roda dua. Setelah beberapa pekan lama tak menyentuh sepedanya. Karena merasa dirinya masih takut jatuh atau belum siap atau usahanya yang belum juga berhasil. Maka saya pun memilih membiarkan kakak tidak sekolah hari itu, dan mendampingi kakak belajar sepeda dirumah. Alhamdulilla

"Hanya orang yang mau belajar yang hidupnya inin lebih baik" Orang tua mana yang tidak ingin. mempunyai anak yang suka belajar. Suka mengetahui sesuatu yang baru. Atau kita sebut sebagai pembelajar.  Mengajari anak bagaimana cara belajar jauh lebih berharga daripada mengajari mereka untuk sekedar mengingat sejumlah informasi. Proses belajar yang bermakna akan mempengaruhi segala aspek dalam perkembangan kehidupannya. Proses belajar yang menuntut anak-anak lebih aktif juga menumbuhkan karakteristik baru sebagai pembelajar. (Materi bunsay) Setuju sekali dengan pemaparan cemilan materi bunsay ini. Seperti hari ini, saya mencoba terus mengulang belajar dan mengingat huruf pada anak-anak. Saya menggambar dan meminta anak-anak untuk menebak. Awalnya saya tidak bilang saya akan menggambar segala sesuatu yang berawalan huruf A. Namun pada gambar ke-4 anak-anak sudah memyadari bahwa yang saya gambar adalah semua yang berawalan huruf A. Selanjutnya mereka seperti su

Semua anak suka dibacakan buku. Setiap malam adalah waktu bebas gawai untuk umi abi😁. Mendukung gerakan 18-21. Hari ini lagi melooow banget, karena abigan berangkat tugas ke jambore dunia selama 18 hari. Selama 18 hari kita bertiga sahaja. Malam ini baca buku phonic Al Qur'an, Lyan antusias minta dibacakan. Lyan tidak lama melihat buku, dia lanjut lompat-lompat. "yah Lyan mah ga dengerin..." kata saya. "dengeeriin..." kata Lyan "Coba tes, tadi Pasukan Gajahnya mau nyerang apa?" tanya saya. "Nyerang Ka'bah!" jawabnya. "hoo betul betul, dede tetep dengerin yaa" sambil saya beri senyuman. Walau dia lompat-lompat tetapi tetap mendengarkan. #hari9 #tantangan10hari #gamelevel4 #gayabelajaranak #kuliahBunsayIIP @institutibuprofesional

Saya langsung tertarik ketika melihat adik Lyan bernyanyi sendiri sambil memainkan tangannya dengan seriusnya. Sesuatu yang berbeda dari kakaknya. Lyan memang kadang suka bernyanyi, bila lagi sendiri. Suka pura-pura membaca dengan suara keras. Sepertinya Lyan punya gaya belajar dominan auditori. Mari kita pahami dalam beberapa hari kedepan.😊 #hari8 #tantangan10hari #gamelevel4 #gayabelajaranak #kuliahBunsayIIP @institutibuprofesional

Untuk sementara, kesimpulan gaya belajar kakak Lifa yaitu visual auditori. Untuk selanjutnya saya mencoba untuk mengamati gaya belajar adik Lyan. Maka menurut materi kuliah Bunsay, strategi belajar untuk kakak adalah sebagai berikut. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual : ● Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta. ● Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting. ● Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi. ● Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video). ● Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar. Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori : ● Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga. ● Ajak anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras. ● Gunakan musik untuk mengajarkan anak. ● Diskusikan ide dengan anak secara verbal. ● Biarkan anak merekam materi pelajarannya menjadi audio dan ajak dia untuk mendengarka

Saat ambil rapot semester lalu, ibu guru kakak Lifa bercerita perkembangan selama di sekolah. Walau sebenarnya saya pun suka memperhatikan, karena mengajar di tempat yang sama dengan kakak sekolah, hihi. Kata Bu Guru, Lifa suka sekali Bahasa Inggris, kalau teman-temannya berisik, dia merasa terganggu belajarnya. Suka diceritakan buku. Mudah mengingat apa yang ada dalam buku. Sekarang kakak TK B, semangat belajar ya kak... #hari6 #tantangan10hari #gamelevel4 #gayabelajaranak #kuliahBunsayIIP @institutibuprofesional

Mari bermain balok. Saat bermain balok kakak menyusun sampai tinggi kalau ada yang jatuh dia ambil lagi lalu meletakkan di tempat yang sama. Membuat istana katanya, ini pintunya, ini kolam renangnya. Daya imajinasinya cukup baik.  Menyusun balok secara simetris, salah satu ciri anak dengan gaya belajar visual. #hari5 #tantangan10hari #gamelevel4 #gayabelajaranak #kuliahBunsayIIP @institutibuprofesional

Masih lanjut menghafal huruf nya, sekarang pakai alat peraga. Karpet huruf, lagu fonetik huruf (bunyi huruf)  https://youtu.be/Tp68J0Lg8_s Kakak terlihat biasa saja belajar dengan melompat di karpet dan lagu. #hari4 #tantangan10hari #gamelevel4 #gayabelajaranak #kuliahBunsayIIP @institutibuprofesional

Kemampuan menghafal huruf kakak belum mantab, karena sudah mau 6 tahun, saya pikir kakak sudah siap belajar membaca dan menulis. Kemarin-kemarin masih belum serius mengajari, masih serius mengenalkan buku, membacakan, dan pentingnya membaca.  Ini bukan pertama kakak menulis, karena sudah latihan di sekolah TK A sebelumnya. Ia sudah bisa menulis namanya, dan adiknya. Hanya itu. Karena saya pun tidak merutinkan belajar menulis lagi bila di rumah. Hari ini mulai dari A-G. Saya menuliskan di buku huruf kapital, kemudian kakak mengikuti dibawahnya. Kakak sepertinya lebih suka menulis dari pada menghafalnya. Diminta menulis dia mau, bahkan mau nambah. Tapi ketika saya tes hafalannya, dia agak segan 😄. Harus lebih semangat lagi uminya💪. Disela-sela belajar huruf, kakak menggambar. Sorenya kakak ke undangan milad temannya. Dandan sendiri, pilih baju sendiri. Si visual, penampilan harus oke 😃😘. Besok akan kita coba menghafal huruf sambil lompat-lompat atau menyan

Hari ini ada nobar nonton film Iqro' My Universe. Kakak Lifa ikutan nonton. Ini bukan yang pertama kali ia nonton bioskop. Kakak suka nonton di bioskop. Sambil ditemani minuman dan popcorn, kakak duduk disebelah saya. Selama nonton saya ajak ngobrol khawatir kurang mengerti. "kakak ngerti ga filmnya?" tanya saya disepertiga film. "ngga..." katanya. Gubrak. "kecepetan kali ya ngomongnya, jadi kakak ga ngerti..." kata saya. "ih namanya aqila ya umi. Itu mamanya?" sahut Lifa. Setelah saya jelaskan sedikit, kakak mulai mengerti jalan ceritanya. Aqila yang ingin jadi astronot. Menebak mana ibunya, ayahnya, adiknya. Bertanya ekspresi guru Aqila yang terlihat marah. Kakak sepertinya asik melihat wajah karakter atau ekspresi pemainnya, daripada isi percakapannya. Sehingga saya kadang menjelaskan sedikit-sedikit selama nonton, dan menjawab setiap apa yang ia tanyakan. Sssttt pelan-pelan saja ya bicaranya kalau lagi di bioskop😁.

Mengapa kita harus memahami gaya belajar anak? Karena jangan sampai label bodoh kita sematkan pada anak kita, hanya karena anak kita tidak bisa mengikuti apa yang kita ajarkan. Yakinlah setiap anak itu cerdas. Setiap anak telah dikaruniai modalitas untuk belajar, Allah memberikan kita mata, telinga, dan indra lainnya untuk bertafakkur, merenungi ciptaan Allah. Belajar. Bila kita memahami gaya belajar kita sendiri, belajar akan lebih asik, lebih mudah masuk ke otak😄. Begitupun anak-anak, terlebih bila diusia balita mereka belum bisa belajar sendiri. Sehingga diharapkan proses belajar anak akan menyenangkan dan prestasinya meningkat. Tantangan kali ini saya memilih Lifa anak pertama saya untuk bermain. Karena kakak sudah mau 6 tahun, maka sebentar lagi dia akan memasuki tahap belajar membaca dan menulis. Sudah saatnya kita belajar memahami gaya belajar anak-anak (Learning Styles) dan memahami  gaya mengajar kita sebagai pendidik (Teaching Styles) karena kedua hal tersebut akan 

Anak-anak bukanlah kertas kosong, tetapi ia sudah terinstal fitrah-fitrah kebaikan, tinggal kita bagaimana mengaktifkannya. Setiap anak sudah memiliki kecerdasannya tersendiri, itu keyakinan saya. Tinggal kita bagaimana jeli melihat apa keunikan anak-anak kita. Antara kakak dan adik saja memiliki kecerdasan yang berbeda. Masing-masing memiliki kekuatan yang menonjol. Misal yang satu lebih berani, yang satu lebih perhitungan dalam mencoba sesuatu. Saya berharap bila mereka sudah besar bisa saling support. Family project memang membawa banyak keuntungan, sehingga memang harus dilakukan oleh setiap keluarga. Dengan menyusun project, aktivitas lebih terarah mencapai sasaran. Lebih efektif dari waktu. Yang paling utama adalah kekompakan orang tua dalam menjalani project. Yang diasah pun harus seimbang, kecerdasan emosi, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan menghadapi tantangan. Perjalanan masih panjang, semoga Allah sentiasa membimbing kami sebagai ora