#2 Komunikasi Produktif saat Anak Sakit
Hari ini dua anakku barengan sakitnya, panas. Tantangan kalau anak-anakku sakit biasanya soal makan dan kompres. Suka menghindar kalau diminta makan dan kompres. Gaya komunikasi yang ampuh yang ku pakai supaya mereka mau, dengan ancaman halus😄. Sungguh bukan gaya komunikasi yang produktif.
Baik, hari ini ku coba game level 1 hari ke-2 pada si sulung yang sedang tidak sehat.
Pertama saya ingin gunakan kaidah 'gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman'. Karena kaka sudah 5 tahun, insya Allah sudah bisa di ajak berpikir.
"Anaknya temen umi pernah waktu itu terpaksa diinfus ka pas sakit, karena dia ga mau makan. Infus, yang pernah kaka liat di RS, disuntik ditangan nah itu sebenernya cairan makanan, supaya badan kita tetep dapet makanan. Karena klo makanan ga masuk terus, bisa berbahaya..."
Lifa sepertinya mengerti perkataanku, dia jawab:
"Tapi ga mau bubur..."
Alhamdulillah langsung terlihat hasilnya, walau tetap tidak mau makan, tapi akhirnya mau diganti dengan sari kurma, karena awalnya tidak mau juga sari kurma. Ku coba gunakan kaidah 'ganti perintah dengan pilihan' dan 'ganti kalimat yang menolak dengan kalimat empati.
"Kaka ga enak makan ya? Lidahnya pahit?" tanyaku.
"Iya..." jawabnya.
"Kalau gitu minum sari kurma ya, karena dia bisa jadi pengganti makanan ka, gimana? Sari kurma atau infuuus?" kataku sedikit bercanda.
Tambah lagi kalimat 'katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan'
"Tapi sebenernya Umi pingin kaka minum sari kurma aja, karena kalau infus umi sedih kaka disuntik-suntik sakiit..." sambil ekspresi nangis-nangis canda.
Huaa, alhamdulillah ternyata menyenangkan membuat awal perubahan komunikasi pada si sulung. Karena ia sudah 5 tahun juga, jadi memang sudah saatnya menerapkan komunikasi produktif padanya. Ibu dan anak sama-sama belajar. 😊
Rise your child, rise youself.
#hari2
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institutibuprofesional
Comments
Post a Comment