Posts

Showing posts from March, 2019

#4 Komunikasi Produktif 7-38-55

Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap ( feeling and attitude ) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi. Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%). Maka, suami saya pun tidak percaya pada  jawaban saya, ketika ditanya? "Udah istirahat aja mi, nanti sakit lho" "Ngga ko ngga papa" jawab saya sambil selimutan dan lemas. Dipegangnya dahi saya, dan terasa panas. "Tuh kaan umi mulai sakit..." #hari4 #gamelevel1 #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang @institutibuprofesional

#3 Komunikasi Produktif pada Anak saat Ibu Sakit

Setelah sekitar empat hari bergadang karena anak-anak pada sakit, mulailah badan saya mulai tidak karuan, istilah orang Jawa itu 'greges'. Benar saja, suhu tubuh mulai hangat, badan seperti habis digebukin warga se-RT. (Padahal belum pernah ngerasain). Dengan badan yang tidak enak, tantangan sekali bagi seorang ibu untuk bertahan tetap ramah dan mengendalikan intonasi saat berkomunikasi dengan anak-anak yang masih susah makan. "Kaka makan ya?" dengan tetap tersenyum. "Umi ingin kaka cepat sehat, kangen rumah umi yang berantakan mainan kaka, kangen berisik kaka sama teman-teman disini..." lanjut saya sambil berbisik . "Umi punya sereal coco crunch, nori, bubur, mau yang mana sayang?" kata saya membuat pilihan . "Maunya nasi sama nori..." katanya. Alhamdulillah... "Oke siap princess sholihah" jawab saya dengan semangat. Alhamdulillah kakak hari ini berangsur-angsur membaik. Tidak lupa setelah kakak makan, saya memberi puj

#2 Komunikasi Produktif saat Anak Sakit

Hari ini dua anakku barengan sakitnya, panas. Tantangan kalau anak-anakku sakit biasanya soal makan dan kompres. Suka menghindar kalau diminta makan dan kompres. Gaya komunikasi yang ampuh yang ku pakai supaya mereka mau, dengan ancaman halus๐Ÿ˜„. Sungguh bukan gaya komunikasi yang produktif. Baik, hari ini ku coba game level 1 hari ke-2 pada si sulung yang sedang tidak sehat. Pertama saya ingin gunakan kaidah ' gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman'. Karena kaka sudah 5 tahun, insya Allah sudah bisa di ajak berpikir. " Anaknya temen umi pernah waktu itu terpaksa diinfus ka pas sakit, karena dia ga mau makan. Infus, yang pernah kaka liat di RS, disuntik ditangan nah itu sebenernya cairan makanan, supaya badan kita tetep dapet makanan. Karena klo makanan ga masuk terus, bisa berbahaya..." Lifa sepertinya mengerti perkataanku, dia jawab: "Tapi ga mau bubur..." Alhamdulillah langsung terlihat hasilnya, walau tetap tidak mau makan, tapi akhirnya mau

#1 Komunikasi Produktif pada Pasangan

Membaca materi "komunikasi produktif pada pasangan", saya langsung tertarik dengan kaidah intensity of eye contact. Ternyata selama ini komunikasi kami tidak produktif ya๐Ÿ˜…. Betapa jarangnya saya menatap mata suami saat berbicara padanya. "Bi, tolong tuangin galon donk..." ketika saya sedang menjemur baju. (tidak eye contact) "Mau sarapan apa bi..." sambil lewat disampingnya yang sedang serius di depan layar gawai. (tidak eye contact) Sering pula akibat tidak eye contact , saya harus mengulang kalimat beberapa kali sampai mendapat respon dari si doi. Ssst cuma emak yang tahu. ๐Ÿ˜„ Sudah dua hari ini mempraktekan "tatap mata saya" (nada hipnotis). Dan. .. M agic! Perubahannya luar biasa sekaligus lucu lucu gemes ๐Ÿ˜† Awalnya suami saya yang salah tingkah atas kelakuan istrinya , tapi besoknya kenapa saya yang jadi saltin g ya๐Ÿ˜… Pengulangan kalimat pun jauh berkurang, cukup satu kali saja , yes. Ayo mak dicoba๐Ÿ˜Ž Peringatan: Hati-hati ketagihan