Jenguk Ipin Upin , Kuala Lumpur *backpacker edition
Sebelum ada istilah backpacker, ke luar negeri itu kayaknya sesuatu yang mahal dan wah banget, pokonya cuma orang-orang jet set aja yang bisa ke luar negeri. Kecuali dapet sponsor misalnya beasiswa, menang kuis, atau tugas kantor.
Sekarang sudah banyak buku-buku berisi tips jalan-jalan keluar negeri dengan biaya murah yang populer dengan sebutan backpacker.
Saya juga dikenalkan lebih dekat dengan backpacker oleh suami, beliau memang mempunyai mimpi keliling dunia bersama istrinya dan beruntunglah saya yang menjadi istrinya, xixi, juga mewujudkan keluarga backpacker... sejujurnya sih, saya ga tertarik bermimpi keluar negeri, karena ya kayaknya susah banget deh, belum biaya, bahasa dll.
Anehnya kalau orang-orang berusaha keluar negeri gratis, suami saya lain, beliau malah bertekad kalau keluar negeri itu diusahakan dengan biaya sendiri, hmm kenapa ya..?
Hal-hal yang membuat ke luar negeri itu mahal adalah jasa travel, jasa guide, belanja (titipan oleh2,hehe), belum lagi bikin paspor yang pakai calo, padahal jika kita kerjakan sendiri semua, biaya akan ter-press dengan sendirinya.
Untuk wilayah ASEAN, visa nya masih gratis, untuk yang lain harus bayar.
Bukannya buat gaya-gayaan atau sok kaya kalo keluar negeri, tapi melihat belahan lain bumi Allah bisa memperkaya jiwa kita lho..kata mba asma nadia J
Jangan lupa menulis pengalaman kita biar jalan-jalan kita bermanfaat untuk orang lain, syukur-syukur bias buat buku…hehe
SEDIKIT TENTANG KEIMIGRASIAN
Kalau di bandara Soekarno Hatta kita akan sangat antri saat di imigrasi, karena memang loketnya sedikit dibanding Malaysia dengan Singapura, bawa tas kecil selempang untuk menyimpan paspor, tiket dsb biar ga ribet, selama di luar negeri bawa selalu paspor kita, sebagai identitas sah jika mungkin terjadi sesuatu. Jangan lupa juga bawa pulpen untuk isi kartu kedatangan di imigrasi, jangan harap bisa minjem atau disediakan pulpennya :D
TENTANG BARANG BAWAAN
Jalan-jalan ala backpacker ga pake koper, pakenya ransel, memang itu ciri khasnya, jadi kita ga pakai bagasi, semua tas bisa di taro di kabin, biar baju yang dibawa ga banyak, triknya adalah 1 hari 1 baju, dan baju tidur, untuk muslimah biar bawaan baju ga banyak, sepertinya pilihan “atas bawah” cukup tepat, karena untuk rok bisa dipake 2 hari atasannya aja yang ganti :D. Membawa peralatan makan sendiri juga cukup membantu, karena beberapa hostel menyediakan dapur yang bisa kita gunakan untuk masak, bisa masak mie,kopi radix. Barang-barang berbahan metal dan tajam, juga benda cair yang lebih dari 100ml tidak boleh dibawa ke kabin pesawat, jadi selama dipesawat ya tahan haus dulu, kecuali pesawat yang menyediakan fasilitas snack.
AYO MULAI DARI MAIN KE NEGERI IPIN UPIN, KUALA LUMPUR
“setidaknya kalau udah punya paspor, jadi termotivasi untuk keluar negeri, ya ngga? ” Hmm kayaknya iya juga, trus ada pepatah lagi “kalau sudah sekali ke luar negeri, pasti pengen lagi…”, bener ni, apalagi kalau backpackernya asal indonesia, ya seperti kami, melihat budaya dan attitude orang-orang di negara lain menjadi sesuatu yang sangat menarik dan tentu banyak yang bisa diambil contoh dan evaluasi perbandingan dengan attitude orang-orang di negeri sendiri..ya kan ya kan?
Malaysia, menjadi negara pilihan pertama kami, apalagi kalau bukan karena dekat dengan Indonesia dan bebas visa pula, juga murah tiketnya.
Backpacker harus bisa cari penginapan yang murah, di beberapa negara sekarang sudah banyak penginapan-penginapan khusus untuk backpacker dengan interval kurang dari 100rb /malam. Tapi ya ciri khas kamarnya dengan banyak tempat tidur, tetap ada AC, kamar mandi ada yang diluar dan ada juga yang didalam, untuk pilihannya bisa cari di www.booking.com . Alhamdulillah suami punya temen orang pramuka di Malaysia jadi kita bisa nginep di wisma pramukanya, selama 2 malam berdua total 80 Ringgit (sekitar Rp.240.000), murah kan…
TWIN TOWER
Dari bandara internasional Kuala Lumpur bisa langsung menggunakan kereta atau bis untuk ke kota. Waktu itu kami naik bis karena untuk ke wisma naik bis dulu kemudian naik kereta ke Serdang, tetapi kalau ke Kuala Lumpur bisa langsung naik kereta, tergantung daerah penginapan kita dimana. Usahakan jangan gunakan taxi, karena banyak yang ‘rese’ kalau supirnya tau kita turis, mereka ga mw pake argo, hmm masih mending di Indonesia lah ada taxi yang konsisten si ‘burung biru’.
Kunjungan pertama adalah menara kembar petronas. Untuk menuju twin tower bisa menggunakan kereta ke stasiun KL sentral, oiya peta jalur kereta di Malaysia bisa didownload, coba aja search di google, atau di setiap stasiun disediakan papan peta jalurnya.
Dari stasiun KL sentral jalan kaki ke Suria KLCC (kaya mall gitu) yang akses langsung ke menara petronas. Kami lumayan muter-muter di Suria KLCC untuk cari lorong ke menara petronas, tapi akhirnya dapet juga…
Tapi sayangnya kami ga bisa naik ke menara karena sudah tutup…L
BUKIT BINTANG
Setelah dari menara petronas kami langsung meluncur ke bukit bintang naik monorail dari bukit nanas yang langsung ke stasiun bukit bintang, ngebayanginnya indah gitu bukit penuh bintang-bintang, eh ternyata bukit bintang adalah salah satu pusat perbelanjaan, kalau mau beli oleh-oleh bisa disini, kami ga beli oleh-oleh malah beli tripod biar bisa foto berdua, harga ga jauh beda lah sama di Indo. Kami mengakhiri malam disini, kemudian balik ke wisma.
Untuk ke Genting ada dua jalur:
1. Naik bis dari KL sentral, kemudian lanjut naik cable car.
2. Naik bis dari Titiwangsa langsung ke Genting.
Kami awalnya ke KL sentral karena memang penasaran banget naik cable car yang katanya tertinggi di Asia Tenggara. Eh ga taunya sementara cable car ditutup karena lagi musim hujan sehingga kabutnya tebal, yah..penonton kecewa. Akhirnya kami beralih ke Titiwangsa naik monorail, dari terminal Titiwangsa naik bis langsung ke Genting. Tiket bis nya 5,9 ringgit/orang. Perjalanan lancar Alhamdulillah, mungkin karena hari minggu, waktu tempuh sekitar 2 jam. Jalanan menuju Genting seperti di Puncak Bogor gitu berkelok-kelok dan menanjak, hmm ternyata tinggi banget lokasi Genting Highland ini Kuala Lumpur, dari atas terlihat kota Kuala Lumpur kecil banget, saya sampe merinding saking tingginya. Sayangnya kabut cepat turun, jadi pas diatas ga bisa liat apa-apa padahal masih jam10, objek foto-fotonya jadi sedikit.
Dalam Genting Highland sebenernya kaya Dufan gitu ada outdoor park dan indoor park, katanya sih pengembangnya satu perusahaan sama yang bikin Sentosa Island di Singapura. Kalau indoor kita masih bisa masuk walau ga main, tapi kalo outdoor harus beli tiket terusan untuk bisa masuk ke dalam.
Dalam indoor park, ga beli tiket terusan ga papa, masih tetap bisa masuk, trus bisa main secara satuan. Ada monorail, jet coaster, skydiving, kuda-kudaan, dll.
Tips: usahain datang sepagi mungkin supaya ga keduluan sama kabut, karena harga makanan di Genting mahal, bawa makanan sendiri.
MASJID JAMEK
Pulang dari Genting sekitar jam 1, dengan bis yang sama dan harga tiket yang sama. Sampai di terminal Titiwangsa, niatnya mau cari cawangan (cabang) HPA di Kuala Lumpur, dapet informasi di jalan Raja Laut, dekat stesen (stasiun dalam bahasa Malaysia) Bandaraya. Sudah menyusuri jalan Raja Laut, ga ketemu, malah nemuin komplek toko yang banyak jual jilbab dan perlengkapan muslim, sepertinya pusat grosir jilbab, pilihan yang bagus juga untuk beli oleh-oleh jilbab J.
Kemudian dari sana mampir ke Masjid Jamek karena lokasinya ga jauh. Setelah jama’ dzuhur ashar di Masjid kami ke terminal Tasik Selatan naik kereta dari stesen Bandaraya untuk membeli tiket bis ke Singapura besok.
MEGAHNYA TERMINAL BIS BANDAR TASIK SELATAN
Terminal Bus Tasik Selatan (TBS) adalah terminal yang baru dibangun di Kuala Lumpur, baru beroperasi sekitar 6 bulanan ini, untuk kesana bisa naik kereta ke stesen Bandar Tasik Selatan. Dari stesen tinggal jalan. Terminal ini termasuk terminal besar, tempatnya bersih, rapi, pokonya udah kaya bandara aja…keren deh ya kalau dibanding terminal di negeri sendiri :D
Di terminal ini kami beli tiket bis ke Singapura untuk besok pagi, kami memilih pemberangkatan paling pagi jam 7.30. Ada banyak merk bis yang menyediakan trayek ke Singapura, tinggal pilih mw kelas ekonomi atau eksekutif.
Ketika diloket kami diberi pilihan jam dan merk bisnya, namun tidak banyak, kebetulan yang paling pagi tiket termurahnya 39 ringgit/orang dengan bis Konsortium, ada juga yang 70 ringgit/orang mungkin kelasnya beda. Tapi ternyata ketika kami kedalam lagi sambil cari musholla ada banyak loket bis lain, sepertinya kami akan dapat tiket lebih murah deh disini…hmm tapi dah terlanjur… :D
INDAHNYA MALAM DI PUTRA JAYA
Malam terakhir di Kuala Lumpur kami diajak temannya suami makan malam di semacam restoran sea food, kemudian dibawa ke Putrajaya. Putrajaya adalah pusat administrasi negara Malaysia, komplek kementrian dan istana negara ada disini. Walaupun ibukota Malaysia ada di Kuala Lumpur, namun pusat kegiatan kenegaraan ada di Putrajaya. Pemandangan malam disini bagus, beberapa jembatan megah dengan sinaran lampu yang berganti-ganti membuat suasana malam semakin indah.
...ada banyak nilai bagi kaum yang berfikir disetiap jengkal bumi Allah...
wahhhh,...asyiknya...ke malaysia yang kmaren2 itu ternyata backpacker-an bareng suami,...sooo sweeetttt,... ^_^
ReplyDeletesounds wonderful.. :D
ReplyDeleteiya mba alhamdulillah kesampean backpackeran...hmm tp jadi pengen lagi...hehe
ReplyDeletewonderful journey...:)
ReplyDeleteNext is ..................
ReplyDeletephuket :D
ReplyDeleteeurope:)
ReplyDeletemauu...visanya susah ga mba?
Delete