Pohon Jeruk Ayah

Salah satu hobi ayah ku memang menanam, hobi yang tidak menurun pada anak-anaknya. Sehingga tak ada tanaman baru dirumah kami sejak kepergian ayah 4 tahun yang lalu, merawat yang telah ada pun masih malas-malasan terutama aku yang sering berada dirumah dan anak perempuan satu-satunya, duh maaf ya ayah. Walaupun jarang dirawat, tanaman ayah  belum ada yang mati, bahkan kadang berbunga juga.

Ayah memang termasuk seorang pekerja keras, kalau hari minggu yang merupakan satu-satu nya hari libur, beliau masih tidak bisa diam. Merapikan tumpukan kertas, mencuci motor, membersihkan debu-debu, atau merawat tanaman. Hobinya menanam ku lihat dari seringnya ayah memberhentikan tukang tanaman yang pas lewat depan rumah. Entah membeli pupuk atau mengganti tanah, atau membeli tanaman baru. Dan setelah membeli, ibu biasanya kesal karena harganya yang mahal karena ayah tidak menawarnya, hehehe dari dulu sampe sekarang sama ya, laki-laki itu tidak pandai berbelanja.

Aku tak tahu kapan persisnya pohon jeruk itu tertanam didepan rumah, yang jelas, tempat tanaman jeruk itu terletak  tepat di tempat pohon jambu air yang sudah ditebang. Aku baru menyadari betul adanya pohon jeruk itu ketika ibu-ibu suka meminta daunnya untuk memasak.Yah mungkin sejak kepergian ayah aku baru menyadari pohon itu telah membesar melewati pagar rumah sehingga mudah diambil daun atau jeruknya. Jeruknya jenis apa juga aku tidak tahu, yang aku tahu daunnya sering digunakan untuk masak dan buahnya hijau sebesar jeruk nipis.

Dan sampai sekarang pohon jeruk itu terus tumbuh, dan aku mulai merawatnya walaupun hanya menyiram. Batangnya aku topang dengan kayu agar tidak doyong karena batang-batang nya yang kurus. Aku ingin pohon ini bisa terus dimanfaatkan orang-orang, aku sangat senang kalau ada orang yang memintanya, baik dengan izin atau pun tidak, karena kadang ada tukang jamu atau tukang pecel yang suka metik tapi agak enggan izin, tapi aku rela, ikhlas. Aku ingin manfaat pohon jeruk ini dapat menambah timbangan kebaikan dan amal jariyah untuk ayah. Amiin.

Dan mungkin ayah ingin mengajarkanku tentang hadits ini :

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” [HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab AL-Muzaro'ah (2320), dan Muslim dalam Kitab Al-Musaqoh (3950)] 

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh (3945)] 

“Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang di antara kalian terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah.” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/183, 184, dan 191), Ath-Thoyalisiy dalam Al-Musnad (2068), dan Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (479). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 9)]

 

Ah ayah… begitu merindunya anak mu ini…

Allahummaghfirli wali wali dayya…

Salam Go Green untuk ayah ^^

Juni 2011

Comments

Post a Comment