Opera XXI Bersama Ibunya
Saat itu sekitar bulan Juni, saat film Ketika Cinta Bertasbih sedang ramai. Sayangnya suamiku sedang tidak di Indonesia, beliau ke Arizona sejak akhir Mei kemarin dan pulang lagi sekitar akhir Juli. Ternyata berat juga dua bualn menikah kemudian harus ditinggal jauh, padahal sebelum menikah aku tenang-tenang saja ketika diberitahu akan ditinggal dua bulan nantinya, tetapi kangen juga, sedih juga, hehe. Namun aku berfikir tentang temanku yang bahkan ditinggal 6 bulan sampai satu tahun oleh suaminya untuk sekolah diluar negeri, masa sih dua bulan saja tidak sabar. Alhamdulillah dua bulan itu komunikasi tidak putus, sehingga kami masih bisa bermesraan lewat telpon, sms, atau blog, maklum masih pengantin baru. Ya semoga saja kemesraan itu selalu hadir agar kuncup cinta itu selalu mekar, cihuy.
Film Ketika Cinta Bertasbih cukup ramai dibicarakan dan mendapat respon baik dari masyarakat terutama umat muslim di Indonesia. Namun ya sayangnya, aku tidak bisa menontonnya bersama suami, walaupun kami sangat ingin, yah mudah-mudahan di bagian ke-2 kami bisa menonton bareng. Akhirnya aku diajak mertua perempuanku untuk nonton, setelah dapat hari dan jam yang cocok, akhirnya kami menonton juga berdua, hmm mertua dan menantu. Maklum mertuaku tidak punya anak perempuan, jadi setelah ada anak perempuan mungkin ada kegembiraan karena bisa diajak ‘main’.
Perjalanan menonton tidak cukup mudah, saat itu kami naik motor ketika sampai di Giant tidak boleh masuk, karena motor tanpa STNK dilarang masuk, kami dapat tiket jam 2, dan siang itu cukup panas. Fuih gara-gara STNK hilang segalanya jadi tidak mudah, kemudian aku memutar balik untuk memarkir di tempat penitipan motor didepan Mall. Duh, sebenarnya tidak enak sama mertua karena harus jalan dari Mall ke Giant. Tetapi kami tetap semangat walau panas terik. Akhirnya sampai juga dan memang sudah mulai sehingga kami langsung ke studio. Aku membawa cemilan sebelumnya, kacang dan teh kotak. Dengan nyamannya kami menikmati film KCB dan kadan berdiskusi pelan-pelan tentang isi filmnya. Lalu ditengah-tengah sedang menonton mertuaku bilang sambil merisih “duh, ini orang belakang kakinya goyang-goyang kursi mama jadi goyang ga enak” kemudian sebentar ku nengok kebelakang dan kemudian tersadar bahwa kaki ku lah yang tanpa kusadari sejak tadi bergoyang, mungkin karena gelap sehingga tidak terlihat oleh mertuaku, haha, langsung saja spontan kakiku ku berhentikan dank u berkata “iya ya mah, yang belakang goyang-goyang” sambil dalam hati “fuih, untung ga ketauan”, haha. Sungguh pengalaman bersama mertua yang bagiku menggelikan, aku memang punya kebiasaan menggoyangkan kaki. Di sepanjang film aku ngemil kacang terus sampai mertuaku bilang dengan bercanda “ngunyah melulu kriuk kriuk ga berhenti”, “hehe iya bis iseng ma” duh malunya aku.
Juni 2009
XXI Mega Bekasi
Aq ketawa baca postingan ini.. :))
ReplyDeleteTrutama yg bagian goyang2 kaki..
Ka kar.. Ka kar..
Ada ada aja dah.. :)
Aq ketawa baca postingan ini.. :))
ReplyDeleteTrutama yg bagian goyang2 kaki..
Ka kar.. Ka kar..
Ada ada aja dah.. :)
ga mau malu tuh depan mertua...ckckck
ReplyDeletehehe.... paling ga bisa lupa kejadian itu.. btw..bwt tia, gimana bikin animasi nya..lucu
ReplyDeletecoba aja diklik gambarnya...silakan mencoba
ReplyDelete