Melatih Motorik Anak dengan Gerakan Shalat

Pernahkah kita melihat ada anak yang mudah tantrum, atau sulit untuk antri misal antri melompat, giliran menendang bola? Bila pernah, itu bisa jadi ada masalah pada motoriknya yang berdampak pada masalah emosinya. Mengapa bisa begitu? Seperti yang dikatakan Ibu Ani Ch, ketika perkembangan motorik anak bermasalah, anak menjadi tidak nyaman dengan tubuhnya, kemudian menjadi resah, cemas, dan marah. Seperti ada perasaaan kesal ketika anak tidak bisa melakukan gerakan yang di inginkan, bila hal ini kita biarkan akan mempengaruhi kestabilan emosinya sampai dewasa. Kita sebagai orang tua harus membantunya melewati masa-masa ini. Masa-masa tuntas motorik pada usia 8 tahun, batas usia tuntas motorik.

Terapi sensorik motorik sebenarnya sederhana, yaitu rutin melakukan aktivitas fisik namun dengan sistem gerakan yang harus terstruktur, Di TK tempat saya mengajar, setiap hari Jumat ada praktek shalat. Ternyata untuk anak usia 4-5 tahun, melakukan gerakan shalat dengan sempurna adalah hal yang tidak mudah. Mulai dari sikap bersedekap pun masih kesulitan, gerakan rukuk yang kakinya bengkok dan posisi bungkuk yang belum lurus, gerakan sujud pun begitu berkali-kali kami membetulkan. Lucu sebenarnya, namanya juga anak-anak. Tetapi mereka bisa mengikuti bila dibetulkan. Sejenak saya berpikir, bahwa gerakan shalat bisa menjadi referensi gerakan untuk melatih sensorik motorik anak. Karena gerakan shalat adalah gerakan yang terstruktur.

Bila kita sedang bermain dengan anak balita di rumah, kita bisa melatih motoriknya dengan gerakan-gerakan shalat, misal meminta mereka melakukan rukuk, besoknya melakukan sujud, lalu duduk tahiyat. Bisa sekalian sebagai latihan sebelum mereka shalat "beneran" pada usia 7 tahun kan!
Selamat bermain bunda!


Siswa TK A Praktek Shalat

#TantanganFebMaretRumlit
#ceritafoto

Comments