Aliran Rasa Melankolisku dengan Matematika

Kalau mengingat matematika, saya langsung mellow, mengingat sosok almarhum bapak. Saat sekolah SD, kalau mengerjakan PR matematika, bapak yang selalu menemani. Malam, setelah pulang bekerja, tak ada raut lelah pada wajahnya. Bapak sering membawa setumpuk kertas HVS bekas dari kantornya, yang belakangnya masih putih, untuk saya pakai mencorat-coret hitungan. Belajar dengan bapak membuat matematika bukan hal yang sulit bagi saya saat itu. Sampai akhirnya saya terus menyukai matematika. Dan kuliah pun mengambil jurusan matematika.

Saya pun akan mengikuti jejak bapak, yang akan menjadi guru untuk anak-anak saya. Setiap anak selalu antusias dengan matematika. Kakak yang sedang semangat mengurutkan dalam bahasa inggris. Dan adik yang lagi suka dengan bilangan, kemarin bertanya "umi, bisa ga hitung sampai 1M"
"hahaha banyak banget dek, sebenarnya ga penting bisa ngitung sampe 1M atau 1juta, yang penting dede faham, artinya 1M itu apa, banyaknya berapa...gitu..."

Matematika usia dini jangan hanya dilihat dari sekedar pandai menghitung, tetapi lebih pada bagaimana melatih logikanya dalam menyelesaikan masalah. Bukan hanya hafal angka, penjumlahan dan pengurangan, tetapi bagaimana konsep hitung itu sediri. Anak-anak otaknya masih konkrit, sehingga akan lebih mudah bila mengenal matematika dengan benda-benda disekitar kita.

Salam mathmagician😃

#AliranRasaMenstimulasiKecerdasanMatematisLogis
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#ILoveMath
#Mathroundus
#KuliahBundaSayang
@institut.ibu.profesional