Posts

Showing posts from April, 2019

#3 Makan Sendiri Di Tengah Orang Ketiga😁

Image
Hari ini rencana main ke rumah eyang, berangkat jam 10, setelah tadi pagi sarapan sendiri dengan sereal. Sepertinya latihan makan sendiri hari ini akan banyak rintangan bahkan gagal😂. Karena eyang sudah dari sejak lama bilang " nanti juga dia makan sendiri, kamu aja SD masih disuapin. Anak-anak kan harus makan, jangan gara-gara ga mau makan sendiri jadi ga makan" . Dan emak hanya bisa terdiam dan iya iya saja, biar aman. Seperti yang dibayangkan, siang dan malam eyang yang suapin makan, saat kaka enggan makan sendiri. Saya bilang "kakak kemarin sudah pintar makan sendiri, kakak kan lagi belajar makan sendiri". "Sini eyang suapin aja, nanti juga makan sendiri, ga terus2an disuapin" sahut eyang. 😁😁 Kalau ngemil, lancar jaya, doi lahap sendiri. Misi hari ini gagal🙈 #hari3 #gamelevel2  #tantangan10hari  #melatihkemandirian  #kuliahbundasayang  Institut Ibu Profesional

#2 Makan Sendiri

Image
Hari kedua alhamdulillah ada progress, walau masih dengan bujuk rayu. Makan pagi sukses, makan siang tapi telat banget, kakak malah milih makan nanas, sempat minta disuapi ketika saya ingatkan makan, tetapi saya biarkan, hingga jam3an baru makan nasi😭, semoga sehat-sehat ya kakak... Kabar bahagianya, adiknya pun ikutan makan sendiri, malah dia yang lebih semangat, tapi memang si adek mudah laperan orangnya. Makan malam pun mereka sendiri, di meja makan, sambil ngobrol kita bertiga. Lancar, karena menunya mie instan😂, mereka yang minta, tak apalah sepekan sekali. Oiya satu lagi, tempat makan mereka itu baru, dapat dari acara perpisahan sekolah. Mereka jadi lebih excited makan sendiri. Alat makan yang lucu mempengaruhi juga lho . Adek duluan sarapan nasi uduk di meja makan. Kakak menyusul dengan gayanya. Sekat yang kosong ditaruh mainan cupcake.  #hari2 #gamelevel2  #tantangan10hari  #melatihkemandirian  #kuliahbundasayang  Institut Ibu Profesional

#1 Melatih Kemandirian Makan

Image
Bismillah... Pada tantangan level 2 kuliah bunsay kali ini adalah melatih kemandirian. Saya akan memilih kakak (anak pertama saya) sebagai teman belajar. Bagi saya pencapaian kakak di usia 5 tahun menjelang 6 tahun sekarang sudah cukup membahagiakan. Dalam hal makan, doi sudah bisa mengenali rasa lapar, kalau merasa lapar dia bilang pada saya. Cara makannya pun sudah baik menurut saya. Dia suka bilang sendiri, "Umi, lifa makannya rapi kan, ga berantakan" ketika melihat adiknya maaih berantakan. Disuapin pun ga selalu, kadang juga makan sendiri tanpa disuruh. Tetapi dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin kakak sudah bisa selalu makan sendiri, selain meningkatkan kekuatan fokusnya dia, juga banyak hal lain yang positif yang akan terjadi. Misal, akan diikuti adiknya, bisa makan bareng sambil ngobrol bersama, menghemat waktu dan tenaga. Sudah dari dua hari kemarin saya sounding kakak tentang makan sendiri. Manfaatnya, pujian, dll. Tetapi belum membuahkan hasil. Saya

#10 Komprod Ketika Ayah Jauh Bekerja

Pekerjaan suami saya memang lebih sering keluar kota, biasanya hanya seminggu sih. Tapi anak-anak cepat rindu, karena mereka memang dekat dengan ayahnya. Walau sedang jauh, komunikasi tetap saya lakukan sebisa mungkin setiap hari. Lebih sering saat anak-anak menjelang tidur. Berdoa bersama ayahnya. Berkomunikasi jarak jauh anak dan ayah mesti di cari waktu yang tepat juga. Terkadang bila anak-anak lagi main, mereka enggan menanggapi video call dari ayahnya. Namun ketika anak-anak bilang kangen ayahnya, terkadang justru saat ayahnya sedang bekerja. Kalau begitu, saya biasanya mencoba berempati terhadap perasaan anak-anak. " kakak dede kangen ya, umi juga kangen, pingin ngobrol, tapi abi lagi kerja belum bisa ditelpon, nanti kita telpon lagi ya " Makanya lebih sering video call menjelang mereka tidur. Saya berusaha menghadirkan ayah didalam rumah agar anak-anak tidak lupa dengan ayahnya. Misal mengingatkan kesalahan mereka dengan memyebut kata ayah. " Kan kemarin kata

#9 KomProd (Ganti Kata tidak Bisa menjadi Bisa)

Pilihlah kata-kata dengan bijak, karena kata-kata anda akan melahirkan tindakan . Waspadalah dengan tindakan anda, karena ia akan jadi kebiasaan . Mawaslah dengan kebiasaan anda, karena kebiasaan bisa membentuk kepribadian . (Aris Ahmad Jaya) Begitulah dahsyatnya kekuatan kata-kata. Dari kata-kata bisa membentuk kepribadian. Begitu pula pada anak-anak kita, hendaknya perhatikan kata-kata yang akan kita keluarkan, intonasinya, karena mereka tidak akan salah meniru. Setiap hari mereka mendengar apa yang kita bicarakan dan cara kita berbicara. Makanya terkadang kita pun baru menyadari kala memperhatikan mereka bermain, ternyata cara mereka berbicara, menasehati teman, sama persis dengan cara kita. "dede...kalau batuk ditutup dong mulutnya..." kata kakak agak emosi. Saya yang mendengar sejenak berpikir, kok kakak emosi banget nadanya, kurang enak ih didengarnya. Dan saya pun tersadar, jangan-jangan meniru saya. Selain cara kita berbicara, kata-kata yang dikeluarkan pun

#8 Komunikasi Produktif pada Si Manja

Bismillah... Hari ini alhamdulillah tidak ada drama yang berarti bersama anak-anak. Apa yang saya minta anak-anak mau. Saya minta mandi mereka nurut. "air panasnya sudah mendidih...mandi yuuk, biar seger" Kakak yang lagi tiduran nonton TV saya dekati. "edeu eceu edeu, yuuk kaka berdiri dulu, sini umi bukain bajunya..." dengan nada memanjakan. Kakak pun pasrah. Kemudian saya antar kekamar mandi. Berkomunikasi dengan anak juga perlu sentuhan seni dan komedi, terkadang saya jg agak lebay berekspresi. Katanya, lebay itu tidak salah, asal lebay yang produktif . Berseni, agar hati pun juga terhibur. "dede yuk bobo kekamar" ajak saya. " gendoong...." pinta adik. "haaaaaah gendoooong, kakinya kuat gini minta gendoong?" kata saya agak berekspresif kaget yang lebay. "hayuk dede bisa berjalan, kan Allah udah kasih dede kaki yang kuat..." lanjut saya. "gendoooong" pintanya lagi. "dede lemes ya? Apa pegel?"

#7 Komunikasi Produktif (Beda Adik, Beda Kakak)

Sudah hari ke-7 tugas T10, walau belum seratus persen konsisten dengan kaidah-kaidah komunikasi produktif, namun setidaknya ada perubahan ke arah yang lebih baik. Terkadang kondisi fisik, jiwa juga mempengaruhi kita dalam berkomunikasi. Juga tekanan. Misal ketika anak saya menjadi lebih kurus setelah sakit, maka saya terkadang agak memaksa untuk menyuruh makan karena untuk menghindari komentar-komentar tidak enak orang atau keluarga. Tapi setelah itu saya akan berterima kasih pada anak saya. "terima kasih ya anak-anak umi udah mau makan yang banyak...biar cepet sehat bisa belajar main jalan-jalan lagi..." "maafin ya tadi umi agak maksa, kalau misal umi minta mandi trus kalian ga mau, umi ga bakal maksa, tapi kalau makan, umi sedih bahkan marah klo kalian ga mau...apalagi sakit gini" Kalau kakak yang usia 5 tahun sudah agak paham kalau ibunya bicara. Tapi kalau yang 3 tahun mungkin masih terlalu panjang ya.😄 Kalau kakaknya di usap-usap kepalanya, sudah bisa mele

#6 Ketika Komunikasi Jadi tak Produktif

Intonasi saya tak lagi ramah ketika kakak tidak mau minum obat. Sebelumnya sudah berusaha bertahan lemah lembut. "Kak, sudah siang, minum obat yuk" kata saya. "Emm..." kakak menutup mulutnya. Dengan ramah saya mencoba lagi, namun ia tetap menolak. Dengan kepala yang masih 'sumeng' karena hidung mampat, dan dada sesak karena batuk, akhirnya emosi saya meninggi. "Kakak! Perlu umi marah2 ya, baru mau, tadi sudah lemah lembut lho" kata saya sambil menahan pecah air mata. Kakak pun membuka mulutnya. Sorenya, saya minta maaf. "Kak, tadi maaf ya umi marah, abis umi pingin kaka cepet sehat lagi, kaka tadi karena lagi tidur umi bangunin ya, jadi ga mau minum obatnya?" "Iya mi" katanya. Benar kan, kenapa saya juga lupa kebiasaan dia ini. Sudah kadung emosi. Semoga esok bisa lebih baik, dan sehat-sehat semuanya, laa haula walaa quwwata illaa billah. #hari6 #gamelevel1 #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang @institutibuprofe

#5 Komunikasi Produktif "Gantilah Nasihat menjadi Refleksi Pengalaman"

Kaka Lifa masih belum fit sekali. Adik Lyan sudah muali aktif. Dan saya pun masih belum fit. Kepala masih sakit, yang saya lakukan hanya bertahan untuk tetap ramah. Hal yang paling tidak menguras pikiran adalah  refleksi pengalaman sakit saya pada anak agar anak-anak tetap semangat sembuh. "Lidah umi sebenernya pahit ni kak, tapi umi tetap berusaha makan biar cepet sembuh" kata saya saat kakak masih enggan makan. #hari5 #gamelevel1 #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang @institutibuprofesional