Gara-gara Ga' Pacaran
lagi ngobrol tentang pacaran sama misua...eh keingetan kejadian-kejadian lucu saat menikah, kami memang tidak melewati masa pacaran waktu itu, sehingga memang benar-benar dipertemukan dalam jarak dekat dan sangat dekat adalah ya saat menikah. mungkin karena kami tak pernah dekat, maka timbullah sikap-sikap grogi atau salting setelah ijab kabul terucap.
pertama, lupanya saya mencium tangan suami setelah akad (geleng-geleng)
posisi saya sebelum akad terucap ada dibelakang tidak berdampingan dengan calon suami, bersama shaff perempuan, masjid menjadi pilihan kami melakukan akad nikah saat itu, setelah ijab kabul dinyatakan sah barulah saya menghampiri suami dan duduk berdampingan, dan entah karena lupa atau bagaimana, MC yang biasanya memandu mempelai wanita mencium tangan mempelai pria, tidak mengucapkan itu, dan saya juga saat itu sama sekali tidak berfikir atau direncanakan sebelumnya atau ada yang mengingatkan bahwa saya harus mencium tangan suami setelah akad...dan suami juga tak memberi kode atau apa supaya saya mencium tangannya,huaaa dan ritual mencium tangan pun tak terjadi bahkan sampai acara akad nikah selesai...ckckck
kedua, salah geser duduk (malu nya masih terasa:D)
setelah ijab kabul, berikutnya mendengarkan khutbah dari ustadz, kami mengundang ustadz Yusni, ketika itu kami sudah duduk berdampingan namun jaraknya belum berdekatan (ceritanya masih malu2). posisi ustadz ada di sebelah kiri saya, dan suami ada di sebelah kanan saya. saat ustadz baru mulai membuka ceramahnya, sambil berbisik suami saya bilang "geseran dong" , deg, geser kemana? dalam hati saya bingung, langsung saja saya menanggapnya geser kekanan supaya lebih dekat dengan suami (GR), mungkin jarak kami terlalu jauh baginya, setelah saya geser mendekat, beliau berbisik lagi "bukan kesini, geser kesana..." . glek GUBRAKKKK!!! , antara malu, kesel karena ke GR an, dan pengen jitak, malah pengen mendem ke dalem bumi, hehe lebay. ternyata maksudnya saya geser kekiri supaya suami bisa lebih deket ke ustadznya...hhhhfff
ketiga, saya yang pertama kali gandeng tangannya (pengakuan)
walaupun mungkin sepele, tapi hal ini ternyata sangat di ingat oleh suami. jadi setelah acara akad nikah selesai, kami berjalan dari masjid ke rumah saya untuk acara resepsi. awalnya sih keluar pintu pagar masjid saling berbeda pintu, tapi dipanggil temen (diledek tepatnya) "masa ga barengan jalannya...". jalan berdampingan lah kami menuju tempat resepsi, setelah akan sampai tenda ternyata sudah banyak orang dan susah jalannya, nah saat itulah saya yang duluan pertama kali menggandeng tangannya...abisnya si dia ga gandeng2...hihi...agresif...hmm tapi malah justru menjatuhkan gengsi saya (ya Allah...kan udah jadi suami ya...ga boleh gengsi malah...:)
keempat, kelima, keenam, ketujuh, kelima puluh...hmm bahkan ratusan...ratusan kejutan-kejutan warna warni kejadian serba "pertama kali"...dan semuanya halal dan berpahala....dan hanya ada di episode pacaran setelah menikah... :)
kalau kata bang salim "indahnya menahan, saat berbuka penuh kejutan", seperti orang yang berpuasa...saat berbuka akan sangat nikmat dan penuh kejutan rasa...
(tulisan ini dibuat untuk adik-adik yang istiqomah bangga dengan kejombloannya (jomblo beriman) hingga jodoh yang beriman, sholeh, sholehah,cerdas, ganteng, cantik di datangkan Allah, menanti dengan kesolehan dan perbaikan diri hari-demi hari, perbanyak sahabat dan aktivitas bermanfaat :) keep Istiqomah ya...
'___'... like mba!
ReplyDeletesangat meng-inspirasi mbak,,, makasih sudah sharing ttg beginian,,, hehe...
ReplyDeletesuka mba...
ReplyDeleteihihi... si mba lucu ^^
@all: iya kejadian tak terlupakan...pesen:jangan lupa cium tangan suami setelah akad ya... :D
ReplyDeleteSama mbak wkt akad agak mirip begitu, bhkn ga menggandeng suami stlh dr mesjid. Kalo saya jarak taaruf sm nikah 9bln sih tp ga pacaran krn saya di sumatera, calon suami wkt itu di kalimantan.
ReplyDeletepertama malu-malu ya lama-lama... hihi
ReplyDeletekekekeke...
ReplyDelete