Tak Ingin Menjadi Buih

Dilahirkan dan dibesarkan di keluarga kecil dan sederhana membuat aku tak henti-hentinya syukur ini terucap atas kenikmatan yang diberikan-Nya. Tidak berlebih namun cukup saja, kehangatan kasih sayang cukup membuat kesederhanaan menjadi sebuah kemewahan  tak terkalahkan, setidaknya bagi diriku sendiri.

Tumbuh dalam keluarga yang hampir tidak pernah ada kata larangan, saat SMP aku telah mengikuti ekstrakurikuler pramuka dan OSIS, kegiatan menjadi lebih banyak dilakukan disekolah, rapat ini, rapat itu, latihan pramuka, ha ha ternyata jiwa petualang ini telah subur sejak SMP. Pramuka yang cukup membuat ku sering ke luar rumah, tetapi kedua orangtuaku hampir tak pernah melarangku, saat kemah pun, jarang sekali dijenguk orang tua, sempat iri dengan teman-teman yang dijenguk, bahkan ditelp pun tidak, eh iya dulu kan HP belum menjamur seperti sekarang, lagi pula HP masih merupakan barang mewah, karena harganya yang masih berjuta-juta.  Yah mungkin cara orangtuaku sedikit berbeda mencurahkan kasih sayangnya.

Ketika SMA, sempat terlintas tidak ingin aktif lagi ingin fokus belajar, tetapi yah mungkin aku orang yang cepat bosan, dan tidak begitu menyukai kemonotonan, janji ku pun terkalahkan dengan serunya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler disekolah. Rohis dan pramuka, suatu paduan yang menyenangkan sepertinya. Dan lagi, orangtuaku tak pernah menghalangiku, canda seorang teman ”anak pungut kali kamu lin.. jadi ga pa2 klo ilang”, ha ha bisa saja, yang pasti aku asli 100% terlahir melalui rahim ibuku sendiri, ibuku yang diruamah, tidak ibu yang lain, hingga saat ini pun, hh.. ibu.. begitu banyak balasan yang belum aku tunaikan untukmu, bahkan mungkin tak sanggupku untuk membalasnya, Rabb sayangi ia...

Kalau boleh komentar, tidak ada larangan sebenarnya juga tidak baik, karena aku tak selalu dalam aktivitas kebaikan, malu rasanya jika ingat aktivitas hitam itu, inginnya ku ulang kembali saat itu, hingga tak sampai ku tercebur kedalamnya, inginnya ku memakai sandal dengan duri-duri tajam, hingga ku tak sampai terpeleset, jatuh dan menghirup, terminum lumpur itu. Tetapi Allah ternyata masih sayang, walaupun sempat tenggelam, aku masih diberi kekuatan untuk berenang keluar dari lumpur, kepermukaan hingga mengarah pada sungai yang jernih, dan semoga dalam perjalanan menuju sungai itu, lumpur-lumpur yang menempel di tubuhku luntur tersapu air seiring gerakan dan usahaku menuju sungai jernih itu. Rabb karuniakan kuat itu...

Masa lalu telah mengajarkan banyak hal padaku, hingga saat ini ku berada di wisma Kartini, tempat kos, di Depok, ya, sejak semester 6 berada di matematika UI, aku baru memutuskan untuk kos, karena sebelumnya aku masih pulang pergi Bekasi-Depok, ya Bekasi-Depok, jauh, tapi lebih banyak peristiwa yang aku alami daripada jika aku kos. Akan banyak kesyukuran saat diperjalanan, banyak pengingatan saat menunggu, dan itu cukup mengajarkanku hakikat sebuah kehidupan. Dan mungkin seringnya berinteraksi dengan dunia luar cukup membantu membentuk karakter dan pola pikir, ketika dikereta, pikirku, apakah ada alasan kita untuk tidak tersenyum? Adakah alasan kita untuk tidak memberi? Adakah alasan kita untuk tidak mematuhi perintah-Nya walaupun terlihat sulit? Adakah alasan kita untuk tidak bergerak?

Bermanfaat, agar terlihat oleh-Nya, karena akan jadi buih tak berguna untuk selainnya... (13:17).  Ini kiranya salah satu motivasi terindah kenapa inginnya ku tidak hanya hidup untuk diriku sendiri, ini kiranya kenapa ku tak hanya ingin kuliah dan belajar matematika saja, ini kiranya yang membuatku jatuh cinta oleh sebuah kata yang yang mempunyai berjuta makna, arti dan berkah, ya, dakwah, ketika air mata, senyum, luka, pengorbanan dan berjuta ungkapan terangkum. Yang tak merugi orang yang berada didalamnya jika keikhlasan dan hanya Allah semata tujuan. Rabb bantu makhluk yang pelupa dan lemah  ini untuk selalu  menjaga tiap langkah hanya untuk-Mu...

Waktu ini masih lebih banyak dari amanah-amanah  yang teremban....

 

 

Perbaiki kualitas diri dan agar tetap bermanfaat

Tersadar, tak hanya disini ku bergerak

Semoga tidak menjadi keletihan penuh keluh

 

9 hari menjelang 22 tahun

Rasanya belum banyak jiwa raga ini berbuat...


Comments

  1. Terlalu berlebihan rasanya klo ada ungkapan, "aku asli 100% terlahir melalui rahim ibuku sendiri". mau tau alasannya kar? karena sesaat sebelum kita menampakkan kepala kita ke dunia ini, kita setidaknya harus melalui Cervix dan Vagina terlebih dahulu. Ada sih jalur pintasnya yaitu melalui perut (maksudnya sesar).


    oh iya...jika mau mengandai-andai, sebaiknya jangan mengandai-andai untuk kembali ke masa lalu dalam rangka memperbaiki keadaan.
    dulu, Abu Bakar saja berandai-andai untuk tidak dilahirkan ke dunia ini, sehingga dia tidak merasakan kefanaanya. sehingga tidak ada risiko terjerumus ke neraka karena memang tidak ada kesalahan yang dilakukan di dunia.


    tapi itu tetap tidak bisa, kita sudah dilahirkan dan kita sudah ada. yang harus kita pahami dari diri kita sendiri adalah bahwa kita punya potensi fujur dan takwa...(Asy-Syams). dan...otoritas ada pada kita sepenuhnya...mau dibawa kemana potensi kita itu?

    ReplyDelete
  2. iya2 ga 100% jadi yang melalui cervix berapa persen n vagina berapa persen...???

    yah abis, inget katanya Umar... semua manusia akan dihisab atas semua perbuatannya... hiks...

    ReplyDelete

Post a Comment